Rabu, 9 maret 2016 merupakan hari bersejarah bagi warga Indonesia khususnya kota Palu. Warga Palu mungkin patut berbangga diri karena kota Palu menjadi salah satu wilayah pelintasan gerhana matahari total, sekaligus mampu menarik minat para wisatawan dan para peneliti asing untuk berkunjung ke daerah yang terkenal dengan semboyan “Palu Ngataku” ini.
Masih terekam jelas diingatan kita semua, bagaimana proses terjadinya GMT. Berawal dari pagi yang cerah dimana semua orang tampak antusias untuk mempersiapkan diri dengan menggunakan kacamata GMT, foto klise, foto ronsen, dan lain sebagainya. Ada yang menyaksikan GMT di kabupaten sigi, dan ada juga yang lebih memilih untuk menyaksikan langsung GMT di halaman TVRI Sul-teng. Tetapi apapun itu tujuan semua orang hanyalah untuk menyaksikan GMT.
Menit demi menit berlalu bulan tampak bergerak mendekati matahari. Perlahan-lahan cahaya matahari mulai meredup. Dan seketika itu pula, suasana yang ramai berubah menjadi hening hingga terdengar suara tasbih dan tahlil yang bersahut-sahutan dari para warga. Kota Palu dalam waktu sekejap berubah menjadi malam ribuan warga palu dan para wisatawan bersorak meriah. bahkan ada yang sampai menitikkan air mata karena terharu saat melihat fenomenan langka ini . Tidak sedikit pula yang mengabadikan moment tersebut di saat puncak gerhana terjadi. Sungguh karunia Tuhan yang sangat luar biasa yang tidak mampu dibahasakan hanya dengan kata indah.
Pengalaman yang sangat mahal dan tidak bisa terlupakan ketika bisa melihat dan merasakan langsung kejadian tersebut. Cerita demi cerita akan terus berlanjut sampai ketelinga generasigenerasi yang akan datang disaat seketika siang bisa berubah menjadi malam hanya dalam hitungan detik. Euforia penyambutan GMT dan suguhan beragam acara menjadi pelengkap cerita. Mulai Pertunjukan tari, dan pertunjukan music daerah diselenggarakan untuk menghibur para wisatawan lokal maupun mancanegara. Tidak tanggung-tanggung band papan atas Slank juga didatangkan langsung untuk memeriahkan acara GMT tersebut.
“Terlalu manis untuk dilupakan, kenangan yang indah…….” inilah sepenggal lagu dari Slank yang mewakili seluruh perasaan warga palu. Ingin rasanya bisa melihat GMT kembali, tetapi ini hanyalah harapan nihil karena hanya keajaiban Tuhan-lah yang mampu mempertemukan kita semua pada GMT yang akan datang. Kenangan yang kurang lebih dari 2 menit tetapi mampu memukau semua orang sehingga sulit untuk move on dari keindahan alam tersebut.
Penulis : Dian Faranda, Mahasiswi Fisip Untad, angkatan 2013
Fotografer : Chairul Umam